SUBTEST
PSIKOTES
& BESERTA TIPS
Pada saat pelamar akan bergabung pada suatu instansi
atau perusahaan, umumnya pelamar melalui beberapa seleksi terlebih dahulu. Sebelum
dinyatakan lolos/tidak untuk bergabung pada instansi atau perusahaan yang
dilamar. Salah satu dari bagian seleksi untuk mendapat kandidat terbaik yaitu
melalui psikotes. Psikotes pada dunia kerja, umumnya merupakan suatu tes yang
digunakan untuk mengukur aspek intelegensi dan aspek kepribadian.
Beberapa jenis tes yang terdapat pada psikotes
meliputi: Tes kemampuan verbal, tes kemampuan numerik, tes kemampuan penalaran,
serta tes kepribadian.
a)
Tes
Kemampuan Verbal
Tes kemampuan verbal bertujuan untuk mengukur kemampuan berbahasa seseorang. Tes ini dibagi menjadi beberapa subtes, di antaranya seperti: Sinonim, antonim, analogi, perbendaharaan kata, wacana.
Tips: (a) Memperbanyak perbendaharaan kata yang baku dengan sering membaca Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (b) Memperluas refrensi bacaan dan mencari tahu tiap makna kata-kata.
b)
Tes
Kemampuan Kuantitatif
Tes kemampuan kuantitatif bertujuan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam berpikir secara terstruktur dan logis. Tes kemampuan kuantitatif juga dibagi menjadi beberapa subtes, yaitu: Deret bilangan, pola bilangan, logika (angka), dan logika (soal cerita).
Tips: (a) Berpikir terstruktur, (b) Gunakan logika sehari-hari, (c) Membiasakan latihan soal yang berhubungan dengan tes kuantitatif atau berhubungan dengan angka-angka.
c)
Tes
Kemampuan Penalaran
Tes kemampuan penalaran bertujuan untuk mengukur kemampuan logika/ penalaran seseorang. Tes ini pun dibagi menjadi beberapa subtes, seperti: Penalaran logis, penalaran analitis, serta penalaran gambar.
Tips: (a) Mempertajam kemampuan logika untuk memecahkan masalah sehari-hari, (b) Membiasakan mengerjakan soal-soal atau teka-teki yang menggunakan logika.
d)
Tes
Kepribadian
Tes kepribadian bertujuan menguji ketelitian, kecepatan, dan konsistensi seseorang. Tes yang sering digunakan yaitu: Pauli, Tree Test, Wartegg, HTP, Baum, DAP, EPPS, PAPI KOSTICK, dll.
Tips: (a) Baca instruksi dengan seksama, (b) Jawab jujur dengan beberapa
pertimbangan, (c) Jangan terburu-buru, (d) Usahakan jawaban yang konsisten.
TIPS DAN TRIK
Tes
Kemampuan Verbal
a)
Tes
Sinonim Kata (Persamaan Kata)
Ø
Jangan
langsung memilih jawaban yang memiliki bunyi atau tulisan yang hampir sama
dengan soal. Karena 95% pilihan
jawaban yang memiliki bunyi serta tulisan yang hampir sama adalah SALAH.
Ø
Jika
telah menemukan makna kata yang telah diberikan, cari makna kata yang paling
umum, kemudian cari persamaan katanya dalam pilihan jawaban.
Ø
Jika
menemukan bahasa serapan asing, kembalikan dalam bahasa aslinya, kemudian
artikan.
Ø
Apabila
menemukan kata yang tidak tahu pasti artinya namun pernah mendengar kata
tersebut dalam suatu kalimat, coba ingat seluruh kalimatnya kemudian perkirakan
arti kata tersebut dari keseluruhan kalimat.
Contoh:
FORMULA
A.
Rumus
B.
Mula-Mula
C.
Form
D.
Formasi
E.
Ramuan
Pembahasan: Pilihan B memiliki bunyi akhir yang sama dengan soal. Kemudian, pilihan C dan D memiliki bunyi awal yang hampir sama. Sehingga kemungkinan besar jawabannya ada pada A atau E. Karena kata “formula” merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yang berarti rumus, sehingga jawaban yang benar adalah A.
b)
Tes
Antonim (Lawan Kata)
Ø
Apabila
dalam pilihan jawaban ada salah satu kata yang memiliki arti berbeda dengan
pilihan yang lainnya, maka pilih kata yang berbeda tersebut.
Ø
Jika
sudah mengetahui makna kata soal, maka artikan kata tersebut. Kemudian cari
kata yang berlawanan dalam jawaban.
Ø
Apabila
menemukan kata yang tidak tahu pasti artinya namun pernah mendengar kata
tersebut dalam suatu kalimat, coba ingat seluruh kalimatnya kemudian perkirakan
arti kata tersebut dari keseluruhan kalimat. Lalu cari lawan kata dalam
jawaban.
Ø Jangan terkecoh saat memilih jawaban. Sebab, dalam pilihan jawaban sering terdapat sinonim katanya.
Contoh:
STAGNAN
A.
Stabil
B.
Berubah
C.
Statis
D.
Menetap
E.
Tetap
Pembahasan: Pilihan jawaban A, C, D, dan E memiliki arti kata yang sama satu dengan lainnya. Sehingga, tidak mungkin salah satunya merupakan jawaban. Jadi kata “berubah” yang paling tepat. Jawabannya adalah B.
c)
Tes
Analogi (Padanan Kata)
Ø
Berlatih
membiasakan menghubungkan berbagai kata yang tepat.
Ø
Jika
bingung atau sedikit-banyak mengetahui makna dalam soal, coba susun kata-kata
dalam sebuah kalimat. Sehingga dapat mengetahui fungsi tiap kata pada soal.
Ø
Jangan
terlalu berpikir rumit dan menghabiskan waktu untuk satu soal. Gunakan logika
sehari-hari.
Ø
Beberapa
pola padanan kata untuk berjaga-jaga:
·
Kata kerja : kata sifat = kata kerja : kata sifat
·
Kata benda : kata sifat = kata benda : kata sifat
·
Kata : arti kata = kata : arti kata
·
Benda : kegunaan = benda : kegunaan
Contoh:
BUTA
: WARNA = TULI : …
A. Telinga
B. Nada
C. Mendengar
D. Pendengar
E.
Kata
Pembahasan:
Cukup menggunakan logika
sehari-hari saja. Jika orang buta tidak bisa melihat warna, maka orang tuli
tidak dapat mendengarkan suara/ nada. Maka jawaban yang tepat adalah B.
d) Test
Kepribadian
Ø Tree Test
Test ini berisi tugas
untuk menggambar pohon dengan kriteria-kriteria khusus. Ada dua versi tes.
Versi pertama, calon karyawan diminta menggambar pohon berkambium (dikotil),
bercabang, dan berbuah. Peserta tes tidak diperbolehkan menggambar pohon jenis
bambu, pisang, semak belukar, ataupun jenis tanaman Monokotil lainnya.
Versi kedua, peserta
diharuskan menggambar jenis pohon berkayu (seperti pada soal depan) tanpa
kriteria yang jelas, namun merujuk pada jenis tanaman dikotil. Versi kedua
miliki pengecualian sama dengan versi pertama yakni pohon jenis bambu, pisang,
dan semak belukar. Baum Test dikenal juga sebagai Tree Test (Tes Pohon). Model
tes ini dikembangkan oleh Kari Koch. Para psikolog atau psikiatri yang ditunjuk
kemudian akan mengevalusi aspek-aspek yang berbeda pada gambar yang sudah
dibuat tersebut untuk menggali kepribadian karakter orang. Ada 59 aspek dari
tes ini yang akan dievaluasi. Termasuk di antaranya akar, batang, abang-cabang
pohon, pucuk, daun-daun, lubang dalam sebuah pohon, dll.
Rahasia
Menyelesaikan Tree Test
Rahasia ini bukan untuk
meloloskan Anda dalam tes tipe ini. Namun lebih banyak membantu Anda untuk
mempersiapkan diri dengan lebih baik. Meskipun Anda sama sekali tidak pandai
menggambar, tapi khusus untuk tes ini, Anda bisa berlatih menggambar. Supaya
hasil lebih optimal, sebelum tes, sebaiknya Anda mencari tahu jenis pohon yang
akan Anda gambar, pelajari karakternya, kemudian latihlah kemampuan menggambar
dengan mengacu pada referensi foto atau hasil pengamatan Anda. Jangan pernah
"mempercayai kemampuan dan kecepatan tangan" Anda sebelum Anda
benar-benar mencoba menggambar. Paling tidak, ketika sudah pernah mencoba
berlatih menggambar, Anda tidak grogi saat menghadapi tes sebenarnya.
Bagus tidaknya gambar bukanlah kriteria lolos tes karena Tree Test bukanlah tes kemampuan menggambar. Sebagai salah satu alat menggali kepribadian, setiap tarikan garis dan tebal-tipis garis pun akan dievaluasi dengan cermat oleh psikolog. Jadi yang bisa kita persiapkan hanyalah berlatih menggambar semirip mungkin dengan pohon yang dimaksud dan menyelesaikan gambar tepat waktu.
Ø Warteg Test
Tes menggambar pada
jenis tes Wartegg tidak memerlukan kemampuan menggambar yang khusus. Tes ini
menjadi cara bagi seorang penguji/psikolog untuk mengetahui kepribadian calon
karyawan dilihat dari cara menggambar dan apa yang digambar.
Tes Wartegg
mengharuskan peserta untuk melengkapi 8 (delapan) gambar menjadi gambar-gambar
yang memiliki makna. Empat di antaranya berupa garis lurus (Gambar III, IV, V,
dan VI) dan 4 (empat) lainnya berupa garis lengkung (Gambar I, II, VII, VIII).
Rahasia
menyelesaikan Warteg Test
-
Yang perlu Anda ingat, untuk awalan
berupa garis lengkung, sebaiknya Anda menggambar benda hidup. Untuk garis
lurus, sebaiknya Anda menggambar benda mati. Seperti kita tahu, benda buatan
alam lebih menunjukkan bentuk-bentuk yang tidak kaku seperti pada buatan
manusia.
-
Usahakan media gambar bersih, tidak
banyak sisa hapusan karena kesalahan menarik garis.
-
Paling tidak Anda bisa menggambar sesuai
dengan karakter asli bentuk yang Anda maksud. Misalnya Anda membuat garis tiang
listrik yang berjajar. Maka, tiang listrik bisa Anda gambar dengan garis yang
agak tebal dan kabel-kabelnya dengan garis tipis.
-
Usahakan menggambar sesuatu yang unik
atau tidak terpikirkan oleh kebanyakan orang, tapi tidak terlalu abstrak
seperti lukisan gaya kontemporer yang mengundang banyak persepsi. Misalnya,
untuk garis lengkung, biasanya peserta menggambar payung dan jamur. Alternatif
yang jarang ripakai diantaranya, telur, keranjang berisi suah, dan wanita
berjilbab.
- Urutan menggambar sebaiknya dikombinasikan antara sesuai nomor/urut dan acak, misalnya 1, 2, 3, 4 kemudian 8, 7, 6, 5. Banyak pendapat awam menyebutkan jika Anda menggambar berdasarkan urutan 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8 akan dipandang sebagai orang yang kaku/konservatif. Sebaliknya, apabila Anda menggambar seluruh gambar secara acak misalnya 5, 7, 6, 8, 3, 2, 4, 1 Anda akan dipandang HRD sebagai orang yang terlalu kreatif, inovatif, dan cenderung tidak peduli pada aturan. Urutan menggambar bisa jadi menggambarkan skala prioritas seseorang dalam kehidupan atau pekerjaan dan kecen-derungan sikap dalam menghadapi situasi tertentu.
Ø Tentang Kraeplien
Tes Kraeplien/Pauli
terdiri atas gugusan angka-angka 1-9 yang tersusun secara membujur (atas-bawah)
dalam bentuk lajur. Anda akan diminta untuk menjumlahkan dua angka yang
berdekatan di setiap lajur dalam waktu tertentu. Penjumlahan bisa dari bawah ke
atas atau dari atas ke bawah (seperti pada tes jenis Pauli). Hasilnya
dituliskan tepat di samping deret angka yang dijumlahkan. Elemen yang akan
diukur dalam hasil tes ini adalah konsistensi, produktivitas kerja, sikap
terhadap tekanan, daya tahan kerja, pengendalian emosi, kemampuan daya
penyesuaian diri, keuletan kerja, sikap kerja, serta ketelitian sekaligus kecepatan
dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
Menyelesaikan
test Kraeplien/Pauli
Dalam test
kraeplien/pauli kita harus mengerjakan dengan konsisten dan terus meningkat
jumlah perhitungan yang diselesaikan dan dilatih untuk teliti dan berhati hati
dalam menjawab atau memasukan angka hasil penjumlahan dan diuji kesabaran kita diibaratkan
dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada dengan menghitung banyaknya
angka yang tersedia.
Sumber : -Huda Dharma
Wicaksono, S.Psi
-Lokerdirektori.com & Sentraloker.com